Pengecoran Logam
PEMBUATAN POLA KAYU
1.1. Dasar Untuk Pola Kayu
Suatu pola akan dipertimbangkan pembuatan pola yang ukurannya besar apakah akan dibuat dengan kayu pejal dengan konstruksi berongga atau pola dirakit setiap bagiannya. Dengan demikian harus diterangkan terlebih dahulu bagaimana cara menyambung kayu
Kestabilan penyambungan kayu akan tergantung dari : benar atau tidaknya memilih kayu yang akan digunakan, cara penyambungan kayu, dan konstruksinya. Macam beban, macam bentuk, dan segala macam tuntutan dari pola tersebut akan berbeda pula, bagaimana cara mengkonstruksi penyambungan kayunya, juga pemecahannya selalu dipertimbangkan terlebih dahulu, kemudian setelah dipilih berbagai kemungkinan dalam pembuatannya, akhirnya dapat kita kerjakan melalui cara manual ataupun dengan permesinan maupun assembling perbagian pada badan pola yang akan dibuat.
Ukuran dibuat dengan cara menggores menurut gambar terlebih dahulu. Segala pertimbangan dan keputusan pembuatan pola yang harus diperhatikan
adalah :
· Ukuran luar dari pola yang akan dibuat.
· Bentuk penampang dan sisi pada pola tersebut.
· Tuntutan tingkat kehalusan atau kualitas.
· Metode cetakan yang akan dilakukan.
· Belahan pola ( garis pisahnya ).
Menentukan pembuatan pola yang cocok atau sesuai, yaitu akan di buat dengan pola pejal, menyatukan bagian – bagian pola, atau pola berongga.
1.2. Membuat Pola Pejal
Untuk membuat badan pola dapat menggunakan kayu berbentuk lembaran / multiplek, balok, dan sebagainya. Bila memerlukan yang lebih besar lagi, dapat menyatukan kayu – kayu tersebut dengan pengeleman.
Kemudian bentuk pola kita gores atau marking dengan ukuran serta bentuk yang benar, sesuai dengan gambar.
Ukuran tambahan untuk penyelesaian, yaitu untuk panjang kita lebihkan sampai 20 mm, untuk lebar sampai 10 mm, untuk tebal 1 – 10 mm.
Begitu juga untuk pembuatan kotak inti, akan menggunakan cara ini dapat memudahkan pengerjaan yaitu misalnya membuat rongga bagian dalam.
1.3. Menyatukan Bagian – Bagian Pola ( Perakitan )
Pola dapat dibuat dengan cara merakit dari setiap bagian, menurut kontruksi dasarnya. Maksudnya kita membuat bentuk setiap bagian pola hingga selesai.
Kemudian dengan patokan dari garis penandaan ( marking ) yang ada atau telah kita buat sebelumnya, bagian – bagian tersebut kita rakit menyatu dengan pengeleman dan penyekrupan.
1.4. Pembuatan Pola Berongga
Untuk pola – pola yang besar, mengingat bahan dan biaya pembuatan yang mahal, maka akan dibuat dengan cara berongga. Selain itu juga menghindari berat yang berlebihan. Pola berongga konstruksinya harus dipertimbangkan masak – masak, karena dalam penyambungan kayu harus dapat dihindarkan dari pergerakan kayu, sehingga pola tersebut stabil dan tahan sewaktu digunakan dalam pembuatan cetakan.K etebalan dinding pola diberikan tergantung dari pada penggunaannya pada sistem pencetakan nanti, apakah dicetakan secara otomatis atau dengan tangan dan juga tergantung dari bahan kayu yang akan digunakan sebagai rangka penguat maupun dindingnya. Kita persiapkan pula atau kita beri tempat untuk ; pelat besi dan alat pengangkat untuk mengeluarkan pola dari dalam cetakan.
1.5. Bentuk Pengeleman Piringan
Untuk pola – pola yang berbentuk piringan atau bagian pola, seperti telapak inti yang besar atau roda – roda besar yang dapat dibuat dengan beberapa lapisan dari beberapa potongan pula dengan cara pengeleman. Untuk menyusun setiap piringan dapat menggunakan pin, pasak, alur memanjang. Untuk piringan yang tipis dibawah tebal 20 mm yaitu dapat menggunakan kayu lapis. Yang perlu diperhatikan dalam pengeleman :
Sebelumnya harus telah disiapkan peralatannya, seperti klem, lem, lap pembersih, palu, dan perlengkapan yang diperlukan. Peletakan atau penyusunan penampangan melintang dan arah seratnya. Ketegaklurusannya ring. Pemasangan atau pengeleman setiap ring, susunannya seperti pemasangan batu bata yaitu yaitu setiap segmen tersusun saling mengikat.
1.2. TEKNIK MENGGORES, MENANDAI, DAN MENGUKUR
1.2.1. Teknik Menggores
1.2.1.1 Pengertian Umum
Menggores adalah proses penandaan pada benda atau papan penggores untuk mengetahui bentuk benda kerja yang akan dibuat sesuai ukurannya dengan gambar.
Dalam prakteknya menggores dibedakan menjadi dua yaitu menggores penampang belahan pada selembaran papan dan menandai langsung pada benda kerja.
Menggores penampang belahan pada sebuah papan biasanya dilakukan untuk gambar – gambar kerja yang rumit. Jadi goresan tersebut fungsinya hanya sebagai alat Bantu. Sebelum membuat pola kotak inti dipertimbangkan untuk membuat goresan gambar penampang dahulu pada sebuah papan yang sangat bermanfaat untuk :
1. Menggambarkan suatu bentuk benda dengan ukuran sebenarnya, yaitu 1 : 1 dengan ukuran lebih teliti.
2. Sebagai pembantu untuk mengetahui bentuk ukuran tertentu yang tidak tercantum di gambar pada waktu proses pembuatan benda kerja.
3. Sebagai pembandingan mal bentuk yang sangat komplek dan rumit, terutama hubungan antara beberapa radius.
4. Untuk merekam bentuk benda kerja yang sebenarnya oleh pembuat pola supaya tidak ada yang terlewat pada waktu proses pembuatan.
5. Mempermudah pembuatan konstruksi sambungan karena ukuran sambungan tersebut bisa cepat diketahui dengan cara pengukuran langsung untuk benda pada yang besar sebelumnya dibagi menjadi beberapa bagian disesuaikan dengan ukuran kayu yang tersedia.
6. Tidak perlu menghitung satu persatu perubahan ukuran yang terjadi pada gambar asli yang di rubah menjadi suatu konstruksi pengecoran, seperti adanya tambahan pengerjaan, sudut kemiringan, inti telapak inti, belahan pola / inti, dan sebagainya.
7. Prosentase penyusutan bisa langsung ditambahkan tanpa harus menghitung kembali satu per satu.
8. Berfungsi sebagai kontrol akhir pada pola, kotak inti, dan hasil tuangan.
Pada dasarnya menggores adalah suatu langkah persiapan kerja yang paling baik, cepat, dan efektif untuk menghindari kesalahankesalahan yang mungkin terjadi pada bentuk benda kerja yang sulit.
Untuk membuat pola yang mudah dan sederhana tidak perlu dibuatkan goresan lebih dahulu, Karena hanya akan menambah pekerjaan yang seharusnya tidak perlu dikerjakan.
Pada pembuatan benda tertentu kadangkala yang dibuatkan goresan hanya bagian yang sulit saja.Seorang pembuat pola yang berpengalaman, secara naluri akan tahu dengan sendirinya kapan sebuah pola harus dibuatkan goresan lebih dahulu atau tidak, bagian mana yang perlu dibuat goresan dan di bagian mana tidak perlu, dan seterusnya. Pada kontrol akhir
Senin, 23 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ssip deh
BalasHapusmenggores atau menandai adala merupakan seni dan tugas dari anak-anak yang perlu dikembangkan untuk membentuk skill anak.
BalasHapus